Situs Candi Klodangan

Dodi Nurdjaja

Header Ads

728 x 90 ads 728 x 90 ads
Maaf sedang ada penataan ulang label, dalam rangka mau ganti theme/template. Berdampak di Menu Utama.


DMCA.com Protection Status
Copas harus se-izin pemilik konten

Situs Candi Klodangan

Candi Klodangan ini belum utuh dibangun, dan kembali berantakan atau runtuh karena suatu bencana alam. Candi ini dinamakan Candi Klodangan karena berada di Dusun Klodangan, Desa Sindang Tirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY. Dusun Klodangan membawahi dua RW.
---

Candi Klodangan

Hari itu (22 Maret 2014), saya sudah janjian ketemu seorang teman Facebook di Candi Klodangan. Sebelumnya, sudah saya googling "Candi Klodangan" sekedar untuk mencari tahu alamatnya. Setelah alamat saya tahu, tinggal saya masukkan ke dalam aplikasi peta GPS di HP Android saya. Dari ketiga alternatif rute, semuanya menunjukkan arah menyeberangi Jalan Wonosari.

Beberapa hari sebelumnya, teman Facebook itu saya kenal melalui sahabat saya yang tinggal di Jakarta. Facebook memang memungkinkan memperluas jaringan pertemanan secara cepat.

Ditemani adik ipar, berangkat dari Kampung Manggisan, Desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, menggunakan sepeda motor. Kami melewati jalanan yang diapit sawah, ke arah Jalan Wonosari. Saya lihat, banyak sawah yang tidak difungsikan untuk menanam padi, tapi ditambang untuk dijadikan batu bata. Aneh, bukankah nantinya (lambat laun) jalanan ini akan menjadi diapit jurang, kalau lahan-lahan itu terus ditambang untuk industri batu bata. Yah, tapi itu hak mereka.

Bertemu Jalan Wonosari, saya mencari tempat teduh untuk dapat melihat layar HP Android saya. Di tengah kesibukan saya membaca peta, HP Android saya bunyi. Ada yang menelpon. Seorang kawan dari Sumedang yang sudah lama tak jumpa, dan menemukan akun Facebook saya, lalu sempat menanyakan nomor HP saya. Saya angkat dan menjawab sekedarnya, sambil minta maaf karena sedang di tengah perjalanan.

Kami melanjutkan ke arah barat (seolah ke arah pusat kota Yogya), sambil terus memperhatikan patokan menurut peta GPS. Patokan tidak kami temukan, dan GPS masih mencari lokasi HP Android saya dalam peta. Saya putuskan untuk nekat menyeberang dan masuk ke arah utara. Kami berhenti di sebuah pertigaan, dan mencari orang yang bisa ditanya.

Rupanya posisi kami sedikit meleset ke arah barat. Kami diberi petunjuk kembali ke arah timur melalui jalan kampung yang berliku-liku. Di dekat sebuah pintu air irigasi, kami kebingungan lagi menentukan arah. Untunglah ada tukang roti yang lewat, dan menunjukkan arah posisi Dusun Klodangan. Gapura dusun sudah kami masuki. Rumah-rumah yang kami lewati, layaknya tidak berpenghuni. Tak ada seorangpun yang bisa kami tanya.

Dekat sebuah lahan persawahan, kami melihat segerombolah bebek (atau itik?). Di belakangnya, saya lihat seorang bapak penggembala yang sudah cukup tua. Dengan cepat saya hanya bilang, "Maaf, pak, saya mencari Candi Klodangan"

Sambil terus berjalan, gembala tua itu hanya menunjuk satu area, lalu menunjuk sebuah papan tengara.

"Matur nuwun, pak," teriak saya kegirangan.
Situs Klodangan

Tapi tak ada tempat yang cocok untuk kami memarkir sepeda motor. Akhirnya kami sedikit mengitari. Kayaknya itu bengkel mobil, kata saya dalam hati. Saya turun dan bertanya pada orang yang ada di situ. Orang itu menunjuk ke arah dalam. Sepeda motor kami bisa melewati jalan setapak. Sekitar 100 m di depan, ada beberapa kandang sapi atau kerbau yang nyaris kosong.

Ya, tak jauh dari situ ada tempat rindang untuk parkir sepeda motor. Saya lihat sudah ada satu sepeda motor yang parkir di situ. Dan hanya satu-dua langkah, kami sudah menemukan situs Candi Klodangan.
Situs Klodangan
Situs Klodangan

Sepeda motor yang sudah parkir tadi, ternyata milik petugas yang menjaga situs itu. Petugas itu tidak berseragam. Kepada petugas itu, saya berkata, "Saya janjian ketemu teman, di tempat ini. Mungkin mereka belum datang."

Petugas itu mempersilakan saya. Lalu dia sibuk membabat semak dan rerumputan. Mungkin sekedar membersihkan area sekitar situs. Tapi mungkin juga sekalian untuk pakan ternak. Entahlah.

Saya potret keadaan sekitar situs itu dengan kamera HP android. Lalu minta tolong adik ipar saya untuk memotret saya di sekitar situs Candi Klodangan. Saya harus turun, karena letak situs lebih rendah dari posisi tanah sekitar.
Situs Klodangan
Situs Klodangan
Situs Klodangan
Situs Klodangan

Sambil ngaso, saya bikin status di Facebook, dan upload foto-foto tadi. Lalu saya bertanya lagi ke petugas tadi, "Pak, mungkin teman saya itu sudah ke sini, barangkali?"
"Ya," katanya, "Ada yang sudah ke sini. Dua orang. Asalnya dari Turi."
"Wah," kata saya, "saya nggak tahu asalnya dari mana. Memang dua orang, lelaki dan perempuan."

Petugas itu memperlihatkan buku tamu. Saya baca namanya. Ya memang dia.

Bersamaan dengan itu, HP android saya bunyi. Status Facebook saya dibalas oleh teman Facebook saya itu. Lalu dia kirim SMS bahwa mereka sudah ada di situs Watu Gitung, dan titik temu berikutnya adalah situs Candi Gampingan.

Tak perlu buru-burulah, pikir saya. Saya pun mulai merokok dan bertanya-tanya tentang situs Candi Klodangan.

Candi Klodangan ini belum utuh dibangun, dan kembali berantakan atau runtuh karena suatu bencana alam. Candi ini dinamakan Candi Klodangan karena berada di Dusun Klodangan, Desa Sindang Tirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DIY. Dusun Klodangan membawahi dua RW.

Agak berbeda dengan sistem di Kota Cirebon. Satu Kampung, ya satu RW. Artinya seorang Kepala Kampung, otomatis sebagai Ketua RW.

Mungkin karena belum utuh dibangun, maka candi ini belum bisa diidentifikasi sebagai candi Budha atau candi Hindu.

Petugas itu memberikan lembaran kertas, ada dua lembar. Lalu dia kembali sibuk membabat rumput. Ya, mungkin untuk pakan ternaknya. Atau dijual kepada pemilik ternak. Iba juga saya melihat hal ini. Saya potret saja dua lembar kertas itu dengan kamera digital, dari pada saya repot menulis. Lalu saya kembalikan, dan pamit. Tak lupa saya menyelipkan recehan di buku tamu.
Situs Klodangan
Situs Klodangan


"Nggak usah, Mas" katanya melihat saya menyelipkan uang, "saya sudah digaji. Nggak boleh terima uang dari pengunjung situs."
"Ya, jangan bilang-bilang kalau saya ngasih uang," jawab saya.

Lalu saya minta petunjuk ke arah situs Candi Gampingan. Dia hanya menjelaskan secara garis besarnya saja, tidak detil. Lalu saya pamit dan berterima-kasih.


Bersambung ke http://dodi-nurdjaja.blogspot.com/2014/09/gampingan.html
=====

Candi Klodangan

=====

Tidak ada komentar:

Iklan dan Promosi terselubung masih boleh, asal cantumkan komentar yang sesuai tema.
Iklan/promosi yang berlebihan dan komentar yang tidak sesuai tema, akan dihapus.
Komentar spam akan dihapus juga.

Copyright © 2011 Dodi®Nurdjaja™ . Diberdayakan oleh Blogger.