Disebut Situs Candi Gampingan, karena terletak di Dusun Gampingan, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
---
(Sambungan dari http://dodi-nurdjaja.blogspot.com/2014/04/situs-candi-klodangan.html)
Situs Candi Gampingan
Situs Candi Gampingan
Dari area Situs Candi Klodangan menuju kembali ke arah Jalan Raya Wonosari, bukanlah perkara sulit. Yang sulit adalah menuju lokasi berikutnya, yaitu Situs Candi Gampingan.
Karena bingung, setelah sekian jauh menyusuri Jalan Raya Wonosari ke arah timur, akhirnya kami berhenti di suatu tempat. Saya mencari posisi nama Gampingan di peta GPS pada HP android saya. Sepertinya, sih, kami sudah di arah yang benar, tinggal menyebrang ke arah selatan. Tapi di mana jalan masuknya?
Saya bertanya ke seorang penjual tahu goreng, yang mangkal di pinggir jalan. Tapi anehnya, dia tak tahu adanya Candi Gampingan. Kalau Gampingan, memang masuk ke arah selatan.
Disebut Situs Candi Gampingan, karena terletak di Dusun Gampingan, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Saya akhirnya menelpon teman Facebook saya itu. Setelah mendapat arahan, kami putar balik ke arah barat. Hati-hati kami perhatikan jalan. Saat kami temukan jalan masuk ke arah selatan, kami perhatikan ciri-cirinya persis sama dengan arahan dari teman Facebook saya itu.
Mereka berdua ternyata menunggu kami di pinggir jalan kampung itu. Mereka memarkir sepeda motor, dekat jalan setapak menuju Situs Candi Gampingan. Jaraknya dari jalan kampung, sekitar 10 meter atau kurang. Di situ terdapat papan tengara menuju Situs Candi Gampingan.
Di bawah papan tengara inilah, motor kami diparkir.
Senang rasanya bisa kopi darat dengan petualang situs. Tapi jangan dibayangkan sosoknya seperti Indiana Jones. Jauh.
Kami berdua gundul, maka seperti 2 tuyul besar. Hehehe...
Nih di-zoom, agar lebih jelas. :D
Di Facebook dia bernama Cak Cuk Riomandha. Dia sedang bersama temannya, Ninuk Retno Raras, bertualang mencari kembali situs-situs bangunan batu yang bertebaran di sekitar DIY. Saya dikenalkan oleh Cak Cuk kepada Ninuk, sebagai teman LKers. Saya sendiri bingung, sebenarnya LKers itu komunitas apa. Tapi saya tak mau komentar ataupun bertanya. Yang penting, kami bisa bersama mengunjungi situs-situs bangunan batu.
Kami bertiga difoto oleh adik ipar saya.
Saya diapit oleh "Indiana Jones" dan "Tomb Raider". :D
Saya hendak mengambil kamera saku, yang masih dipegang adik ipar.
Sibuk memotret atau mendokumentasikan relief.
Saya pun ikut-ikutan memotret, meskipun cuma memakai kamera saku.
Kalau situs ini terus digali, kemungkinan rumah di seberang sana harus di bongkar. Diyakini, masih ada lanjutan bangunan Candi Gampingan di bawah rumah itu.
Kalau di Cirebon, ada Kereta Kencana bernama Paksi Naga Liman milik Keraton Kesepuhan. Salah satu versi, menyebutkan Paksi Naga Liman melambangkan 3 wilayah kebudayaan besar. Paksi (burung) adalah kebudayaan Timur Tengah. Naga adalah kebudayaan Cina. Liman (gajah) adalah kebudayaan Hindustan (India). Ada pula Kereta Kencana bernama Singa Barwang (dibaca Singa Barong) milik Keraton Kanoman. Singa Barwang adalah nama lain dari Macan Ali atau Macan Putih. Dan yang lebih tua, adalah gerobak besar kendaraan Mbah Kuwu Sangkan bernama Ki Gede Pedati Gede. Ki Gede Pedati Gede ditarik oleh Kebo Bule (kerbau albino). Maka, hampir di setiap situs petilasan atau makam di Cirebon, bisa kita temui patung atau relief burung, naga, gajah, macan, singa, dan kerbau.
Relief kodok (katak).
Relief 2 ekor kodok sedang bercengkerama.
Relief burung.
Apa makna gambar kodok dan burung pada relief di Candi Gampingan ini?
Bersambung ke http://dodi-nurdjaja.blogspot.com/2014/09/payak.html
=====
---
(Sambungan dari http://dodi-nurdjaja.blogspot.com/2014/04/situs-candi-klodangan.html)
Situs Candi Gampingan
Situs Candi Gampingan
Dari area Situs Candi Klodangan menuju kembali ke arah Jalan Raya Wonosari, bukanlah perkara sulit. Yang sulit adalah menuju lokasi berikutnya, yaitu Situs Candi Gampingan.
Karena bingung, setelah sekian jauh menyusuri Jalan Raya Wonosari ke arah timur, akhirnya kami berhenti di suatu tempat. Saya mencari posisi nama Gampingan di peta GPS pada HP android saya. Sepertinya, sih, kami sudah di arah yang benar, tinggal menyebrang ke arah selatan. Tapi di mana jalan masuknya?
Saya bertanya ke seorang penjual tahu goreng, yang mangkal di pinggir jalan. Tapi anehnya, dia tak tahu adanya Candi Gampingan. Kalau Gampingan, memang masuk ke arah selatan.
Disebut Situs Candi Gampingan, karena terletak di Dusun Gampingan, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.
Saya akhirnya menelpon teman Facebook saya itu. Setelah mendapat arahan, kami putar balik ke arah barat. Hati-hati kami perhatikan jalan. Saat kami temukan jalan masuk ke arah selatan, kami perhatikan ciri-cirinya persis sama dengan arahan dari teman Facebook saya itu.
Mereka berdua ternyata menunggu kami di pinggir jalan kampung itu. Mereka memarkir sepeda motor, dekat jalan setapak menuju Situs Candi Gampingan. Jaraknya dari jalan kampung, sekitar 10 meter atau kurang. Di situ terdapat papan tengara menuju Situs Candi Gampingan.
Di bawah papan tengara inilah, motor kami diparkir.
Senang rasanya bisa kopi darat dengan petualang situs. Tapi jangan dibayangkan sosoknya seperti Indiana Jones. Jauh.
Kami berdua gundul, maka seperti 2 tuyul besar. Hehehe...
Nih di-zoom, agar lebih jelas. :D
Di Facebook dia bernama Cak Cuk Riomandha. Dia sedang bersama temannya, Ninuk Retno Raras, bertualang mencari kembali situs-situs bangunan batu yang bertebaran di sekitar DIY. Saya dikenalkan oleh Cak Cuk kepada Ninuk, sebagai teman LKers. Saya sendiri bingung, sebenarnya LKers itu komunitas apa. Tapi saya tak mau komentar ataupun bertanya. Yang penting, kami bisa bersama mengunjungi situs-situs bangunan batu.
Kami bertiga difoto oleh adik ipar saya.
Saya diapit oleh "Indiana Jones" dan "Tomb Raider". :D
Saya hendak mengambil kamera saku, yang masih dipegang adik ipar.
Sibuk memotret atau mendokumentasikan relief.
Saya pun ikut-ikutan memotret, meskipun cuma memakai kamera saku.
Kalau situs ini terus digali, kemungkinan rumah di seberang sana harus di bongkar. Diyakini, masih ada lanjutan bangunan Candi Gampingan di bawah rumah itu.
Kalau di Cirebon, ada Kereta Kencana bernama Paksi Naga Liman milik Keraton Kesepuhan. Salah satu versi, menyebutkan Paksi Naga Liman melambangkan 3 wilayah kebudayaan besar. Paksi (burung) adalah kebudayaan Timur Tengah. Naga adalah kebudayaan Cina. Liman (gajah) adalah kebudayaan Hindustan (India). Ada pula Kereta Kencana bernama Singa Barwang (dibaca Singa Barong) milik Keraton Kanoman. Singa Barwang adalah nama lain dari Macan Ali atau Macan Putih. Dan yang lebih tua, adalah gerobak besar kendaraan Mbah Kuwu Sangkan bernama Ki Gede Pedati Gede. Ki Gede Pedati Gede ditarik oleh Kebo Bule (kerbau albino). Maka, hampir di setiap situs petilasan atau makam di Cirebon, bisa kita temui patung atau relief burung, naga, gajah, macan, singa, dan kerbau.
Relief kodok (katak).
Relief 2 ekor kodok sedang bercengkerama.
Relief burung.
Apa makna gambar kodok dan burung pada relief di Candi Gampingan ini?
Bersambung ke http://dodi-nurdjaja.blogspot.com/2014/09/payak.html
=====
Yogyakarta ini bisa dibilang sebagai negeri seribu candi ya Mas Dodi. Saya pernah bertemu Situs Payak, di Piyungan juga. Jangan2 Gampingan sejaman dengan Payak ya
BalasHapusFunny you say that.
HapusKarena rencana saya, sambungan tulisan ini adalah kunjungan kami berikutnya ke Situs Payak.
Giliran Ninuk (Tomb Raider) yang kemudian motret saya lagi leha-leha hampir jatoh di Situs Payak. Heheheh... https://www.facebook.com/photo.php?fbid=799075420111923&set=t.1090355920&type=1