Nenekku tak tahu kalau yang dimaksud Grage adalah Grage Mall. Dan sepupuku belum tahu kalau Grage adalah Cirebon. Bagi generasi muda Cirebon, Grage identik dengan Grage Mall. Tapi, bagi kalangan sepuh, Grage adalah nama lain Kota Cirebon.
---
Jadi, Grage Itu Apanya Cirebon?
Sepupu saya, yang berseberangan rumah, hendak berpamitan pergi jalan-jalan ke Grage Mall kepada Nenek (yang kami panggil Emak).
“Mak, mau ke Grage, dulu, ya,” kata sepupu.
“Lah, iki ning Grage,” kata Emak. ("Lah, ini di Cirebon")
Nenekku tak tahu kalau yang dimaksud Grage adalah Grage Mall. Dan sepupuku belum tahu kalau Grage adalah Cirebon. Bagi generasi muda Cirebon, Grage identik dengan Grage Mall. Tapi, bagi kalangan sepuh, Grage adalah nama lain Kota Cirebon.
Dahulu kala, entah tahun berapa, Cirebon hanyalah berupa dukuh yang bernama Lemah Wungkuk. Penduduk dukuh adalah beberapa petani kebun dan nelayan penangkap udang. Udang di sungai dan muara sekitar dukuh ini, sangat berlimpah.
Melimpahnya udang, dijadikan Upeti bagi Kerajaan Pajajaran. Bahkan sering kali, para rakriyan mantri dari daerah Palimanan yang diutus datang untuk menjemput Upeti tersebut. Udang upeti ini, tidaklah berbentuk udang mentah, tapi sudah diolah agar lebih awet. Itulah yang kemudian dikenal dengan petis dan terasi.
Pendiri dukuh ini adalah Pangeran Cakra Buana alias Cakra Bumi, yang tidak lain adalah anak tertua Siliwangi, Raja Pajajaran. Menurut kisah, dalam sekian lama pengembaraan spiritual bersama adik perempuanya, Rara Santang, akhirnya bermukim di daerah ini.
Kenapa dinamakan Lemah Wungkuk? Ada banyak versi dan satu sama lain susah untuk ditelusuri lagi kebenarannya. Tebakan terbaik adalah, Lemah berarti tanah atau daerah, sedangkan Wungkuk berarti bungkuk atau membungkuk seperti udang, artinya daerah udang atau negeri yang membungkuk (menghormat).
Dukuh ini berkembang pesat dengan sangat cepat. Banyak pendatang yang kemudian bermukim di dukuh ini. Pedagang dari berbagai daerah pun datang untuk membeli udang, petis dan terasi. Waktu berlalu, dan dukuh itu telah berkembang menjadi kota. Cakra Buana tetap sebagai Kuwu (sekarang setingkat lurah atau kepala desa) di Lemah Wungkuk, sekaligus sebagai Kuwu kehormatan di tiap kampung atau desa. Nama kotanya diambil dari nama petis (Cai Rebon atau air udang), dan para pedagang dari luar daerah menyebutnya terasi (Gerage).
Penamaan Gerage karena para pedagang, yang antri hendak membeli terasi, tak sabar menunggu proses pembuatannya. Mereka berteriak “Geura, oge!”, “Geura, ge!”, “Geura! Age!”. Dari situlah asal muasal nama Grage.
Sebagai kuwu sesepuh (bahkan untuk seluruh kampung di Cirebon), Pangeran Cakra Buana sering disebut sebagai Kuwu Grage atau Kuwu Cirebon. Sebagai pembuka wilayah, beliau dikenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan.
Ini hanyalah penggalan cerita turun temurun yang saya dengar dari para orang tua.
Lompat ke "Mbah Kuwu Sangkan"
=====
Baca juga "Pengantar"
---

Grage
Saat itu saya masih tinggal di Jakarta. Suatu hari saya pulang kampung, rumah ortu yang ditunggui almarhumah nenek, mimi (ibu) dari Papa (ayah) saya, semasa masih hidup.Sepupu saya, yang berseberangan rumah, hendak berpamitan pergi jalan-jalan ke Grage Mall kepada Nenek (yang kami panggil Emak).
“Mak, mau ke Grage, dulu, ya,” kata sepupu.
“Lah, iki ning Grage,” kata Emak. ("Lah, ini di Cirebon")
Nenekku tak tahu kalau yang dimaksud Grage adalah Grage Mall. Dan sepupuku belum tahu kalau Grage adalah Cirebon. Bagi generasi muda Cirebon, Grage identik dengan Grage Mall. Tapi, bagi kalangan sepuh, Grage adalah nama lain Kota Cirebon.
Dahulu kala, entah tahun berapa, Cirebon hanyalah berupa dukuh yang bernama Lemah Wungkuk. Penduduk dukuh adalah beberapa petani kebun dan nelayan penangkap udang. Udang di sungai dan muara sekitar dukuh ini, sangat berlimpah.
Melimpahnya udang, dijadikan Upeti bagi Kerajaan Pajajaran. Bahkan sering kali, para rakriyan mantri dari daerah Palimanan yang diutus datang untuk menjemput Upeti tersebut. Udang upeti ini, tidaklah berbentuk udang mentah, tapi sudah diolah agar lebih awet. Itulah yang kemudian dikenal dengan petis dan terasi.
Pendiri dukuh ini adalah Pangeran Cakra Buana alias Cakra Bumi, yang tidak lain adalah anak tertua Siliwangi, Raja Pajajaran. Menurut kisah, dalam sekian lama pengembaraan spiritual bersama adik perempuanya, Rara Santang, akhirnya bermukim di daerah ini.
Kenapa dinamakan Lemah Wungkuk? Ada banyak versi dan satu sama lain susah untuk ditelusuri lagi kebenarannya. Tebakan terbaik adalah, Lemah berarti tanah atau daerah, sedangkan Wungkuk berarti bungkuk atau membungkuk seperti udang, artinya daerah udang atau negeri yang membungkuk (menghormat).
Dukuh ini berkembang pesat dengan sangat cepat. Banyak pendatang yang kemudian bermukim di dukuh ini. Pedagang dari berbagai daerah pun datang untuk membeli udang, petis dan terasi. Waktu berlalu, dan dukuh itu telah berkembang menjadi kota. Cakra Buana tetap sebagai Kuwu (sekarang setingkat lurah atau kepala desa) di Lemah Wungkuk, sekaligus sebagai Kuwu kehormatan di tiap kampung atau desa. Nama kotanya diambil dari nama petis (Cai Rebon atau air udang), dan para pedagang dari luar daerah menyebutnya terasi (Gerage).
Penamaan Gerage karena para pedagang, yang antri hendak membeli terasi, tak sabar menunggu proses pembuatannya. Mereka berteriak “Geura, oge!”, “Geura, ge!”, “Geura! Age!”. Dari situlah asal muasal nama Grage.
Sebagai kuwu sesepuh (bahkan untuk seluruh kampung di Cirebon), Pangeran Cakra Buana sering disebut sebagai Kuwu Grage atau Kuwu Cirebon. Sebagai pembuka wilayah, beliau dikenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan.
Ini hanyalah penggalan cerita turun temurun yang saya dengar dari para orang tua.
Lompat ke "Mbah Kuwu Sangkan"
=====
Grage
=====Baca juga "Pengantar"
nah nyang begini nyang ditunggu. baru ngeh. menarik sekaligus mendorong :) emang geura oge itu apah?
BalasHapusItu bahasa sunda, artinya kurang lebih, "Cepetan, donk!"
Hapus1. jadi kata "segera" dalam bahasa Indonesia itu diserap dari "geura" dalam bahasa Sunda?
BalasHapus2. paragraf terakhir (Ini hanyalah penggalan...) sebaiknya masuk di "Disclaimer" atau Sangkalan.
1. Mungkin
Hapus2. Thx atas pencerahannya
Semoga Cirebon memberi kesan yang indah kepada para turis.
BalasHapusTFCC (Thx for Come & Comment)
hmm... sekarang kita tau apa itu artinya grage itu apah
BalasHapusSaya tahu grage itu cirebon waktu jaman SMA.saat itu pembangunan grage mall,kami fikir itu bahasa inggris dengan menyebutnya greg mall...trus didengar guru bahasa indonesia.beliau bilang itu gra ge,bukan greg.Grage itu artinya citebon��
BalasHapusBanyak Versi ttg Grage...
BalasHapusAda yg bilanh dr bhsa blanda yg artinya Garasi....
Krna dlu d Cirebon knon ktanya tmpat gerbong2 kreta milik VOC yg mgangkut hasil ladang.....
Entahlah msh simpang siur....
Spam disensor!
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
UEG5H
Spam disensor!
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
SE2
Spam disensor!
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
6OQM
Spam disensor!
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
VQH6R
EA878
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
0D469
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
EAE9E
BalasHapusSpam disensor!
40957
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
61990
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
Spam disensor!
FDBVGFH
BalasHapusSpam disensor!
E5F49D848B
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor! fs9f4mN1iq
BalasHapusSpam disensor! SKso4prX9k
BalasHapusSpam disensor! n5zBRa8oAr
BalasHapusSpam disensor! dsbnBKKJgJ
BalasHapusSpam disensor! q0M8uT8HCu
BalasHapusSpam disensor! vQL7gzMANn
BalasHapusSpam disensor! StZ0xcGjdk
BalasHapus32FEE74915
BalasHapusSpam disensor!
EEE0DB7630
BalasHapusSpam disensor!
Spam disensor! 64N39RDQmU
BalasHapus