Matematika Kalender (1) | Kalender Masehi

Dodi Nurdjaja

Header Ads

728 x 90 ads 728 x 90 ads
Maaf sedang ada penataan ulang label, dalam rangka mau ganti theme/template. Berdampak di Menu Utama.


DMCA.com Protection Status
Copas harus se-izin pemilik konten

Matematika Kalender (1) | Kalender Masehi

Artinya dalam sistem Kalender Masehi harus ada 7 atau 8 tahun kabisat dengan bulan Februari tetap 28 hari. Caranya adalah dihitung secara abad. Dalam 10 abad (1 milenium), hanya 2 atau 3 abad yang berhak memperoleh kabisat. Maka para penghitung sistem kalender Masehi Gregorian memutuskan hanya pada kelipatan 4 abad yang berhak mendapat kabisat. Jadi tahun 2100, 2200 dan 2300 tidak berhak mendapat kabisat, kabisat jatuh pada tahun 2400.
---



Selamat Tahun Baru (Masehi)


Kalender Masehi? Karena dianggap sebagai penanda kelahiran [Isa] Al-Masih. Sistem perhitungan kalender Masehi, didasarkan pada perhitungan Bumi mengelilingi Matahari. Itulah kehebatan orang jaman dulu. Belum ada alat-alat astronomi yang secanggih jaman sekarang, tapi sudah bisa menghitung jumlah hari dalam setahun.

Bagaimana cara menghitungnya? Ternyata standar awalnya adalah perhitungan peredaran Bulan. Perhitungan satu bulan adalah jumlah hari dari purnama ke purnama berikutnya. Kemudian ditetapkan sebagai 29 hari 12 jam.

Perhitungan selanjutnya, adalah total jumlah hari pergerakan Bumi mengelilingi Matahari, kembali ke titik semula. Bagaimana mengetahuinya? Ternyata berdasarkan posisi relatif bumi pada posisi rasi bintang (terutama rasi bintang horoskop). Hebat, kan. Kemudian ditetapkan sebagai Sistem Kalender Masehi 365 hari 6 jam.

Konon, Julius Caesar membuat beberapa perubahan-perubahan pada kalender Masehi (sistem Matahari) ini, yang awalnya diadopsi dari Yunani. Pertama menambah 90 hari, kemudian atas saran Sosiogenes, seorang astronom dari Alexandria, dijadikan 12 bulan dengan nama-nama bulan yang disesuaikan musim, seperti yang kita kenal sekarang.

Unolis
(Pertama)
Mars /Martius
Pada bulan ini sering diadakan upacara menyembah Mars (Dewa Perang Romawi, atau Ares menurut Yunani)
Mengadopsi kebiasaan Bangsa Yunani
Duolis
(Kedua)
Aperire
/ Aprilis
Aperire artinya membuka. Dikaitkan pula dengan Aphrodite (Dewi Kecantikan Romawi, atau Venus menurut Yunani)
Ini adalah awal musim semi. Para petani membuka ladang gandum.
Treilis
(Ketiga)
Maia
Pada bulan ini, banyak orang (utamanya petani) yang mengunjungi kuil Maia (Dewi Kesuburan).

Quartilis
(Keempat)
Juno /Junis
Para wanita saling berlomba berhias diri, dan mengunjungi kuil Juno (Dewi Kecantikan abadi, atau Hera dalam Yunani, ibu tiri sekaligus ibu susu Heraclea / Hiraklas / Hercules).
Bulan ini biasanya merupakan masa panen gandum, pertanda akan menjadi musim cari jodoh.
Quintilis
(Kelima)
Julius
Julius Caesar mengabadikan namanya pada bulan ini. Pertanda awal musim panas.

Sextilis
(Keenam)
Augustus
Augustus mengubah dari 29 hari menjadi 31 hari. Maka bulan-bulan berikutnya disesuaikan lagi jumlah harinya, dan mengabadikan namanya.
Entah Augustus Caesar atau Julius Caesar yang lebih dulu mengabadikan namanya.
Septem
(Ketujuh)

Saat menimbun makanan atau menyembelih ternak.

Octo (Kedelapan)

Pertanda awal musim gugur.

Novem
(Kesembilan)



Decem
(Kesepuluh)

Pada bulan ini Suku Bangsa Pagan mengadakan upacara menyembah Pohon Api pada pekan terakhir, yang dianggap menjadi pergantian tahun.

Pohon api diadopsi menjadi Pohon Terang, dan diasimilasi dalam perayaan Natal.

Akhirnya dirubah menjadi bulan akhir tahun.

Undecem
(Kesebelas)
Janus
Pertanda awal musim dingin.

Sejak dirubah sebagai bulan awal tahun, nama bulan ini dirubah menjadi Janus (Dewa Penjaga Pintu, berwajah dua, depan belakang).
Duodecem
(Keduabelas)
Februarius
Sebagai akhir tahun, diadakan upacara Penyuci-murnian Diri (Februarius), sejak tanggal 15. Dan berkenaan dengan Februus (Dewa Kematian)

Jumlah hari dalam bulan ini hanya merupakan sisa untuk menggenapkan ke angka 365 hari atau 366 hari pada saat kabisat.
Sekalipun sudah bukan merupakan bulan akhir tahun, namun masih tetap diadakan upacara Februarius .


Namun ternyata ada kesalahan perhitungan pada sistem Kalender Masehi ini. Ditandai dengan awal musim semi yang selalu maju (ke bulan Maret). Di mana letak kesalahannya?

Ternyata tingkat akurasi revolusi Bumi hanya berlangsung selama 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Artinya Kalender Masehi Julius kelebihan 11 menit 14 detik (atau 674 detik) per tahun. Apa pengaruhnya? Baru terasa dalam hitungan milenium (seribu tahun), kelebihan 674000 detik. Jika dalam satu hari dihitung 24 jam, 1 jam dihitung 60 menit dan 1 menit dihitung 60 detik (atau 86400 detik per hari), maka kelebihannya adalah 7 hari 19 jam 13 menit 20 detik (hampir 8 hari).

Artinya dalam sistem Kalender Masehi harus ada 7 atau 8 tahun kabisat dengan bulan Februari tetap 28 hari. Caranya adalah dihitung secara abad. Dalam 10 abad (1 milenium), hanya 2 atau 3 abad yang berhak memperoleh kabisat. Maka para penghitung sistem kalender Masehi Gregorian memutuskan hanya pada kelipatan 4 abad yang berhak mendapat kabisat. Jadi tahun 2100, 2200 dan 2300 tidak berhak mendapat kabisat, kabisat jatuh pada tahun 2400.

Bagaimana jika perubahan musim itu akibat dari perubahan lingkungan? Posisi bumi tetap bisa dilihat dari posisi relatif terhadap rasi bintang, kan. Jadi masih memungkinkan untuk menghitung akurasi revolusi bumi.

Bersambung

=====

Kalender Masehi

=====

Tidak ada komentar:

Iklan dan Promosi terselubung masih boleh, asal cantumkan komentar yang sesuai tema.
Iklan/promosi yang berlebihan dan komentar yang tidak sesuai tema, akan dihapus.
Komentar spam akan dihapus juga.

Copyright © 2011 Dodi®Nurdjaja™ . Diberdayakan oleh Blogger.