Muhammad (47) ayat 15:
(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
"Madu" Dalam Al Quran
Pasti sudah banyak di internet yang menulis tentang madu. Tanpa bermaksud ikut-ikutan, saya memang ingin lebih mendukung apapun yang telah ditulis mengenai madu.
Saking istimewanya madu, sampai-sampai Al Quran secara khusus menyebut nama salah satu surat dengan nama An Nahl (Lebah). Karena di dalamnya terkandung ayat yang menyebutkan madu yang berasal dari hasil kelola lebah.
An Nahl (16) ayat 68-69:
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Sarang Lebah Madu
Pada An Nahl (16) ayat 68, kita dapat mebagi 3 kategori lebah berdasarkan sarang. Sarang di bukit-bukit, merupakan lebah tanah atau batu. Sarang di pohon-pohon kayu, adalah lebah kayu. Sarang yang dibikin manusia, adalah lebah gembala.
Konon, di masa purba (bahkan jauh sebelum hadir manusia) lebah telah hadir dan berkembang biak di seluruh hamparan bumi. Bahkan lebah telah menjadi penghuni bumi, jauh sebelum adanya pohon-pohon kayu. Lebah purba membuat sarang di tanah atau di dalam batu di daerah perbukitan. Tentu saja ini merupakan naluri bertahan hidup.
Sebelum hadirnya manusia, madu lebah hanya dikonsumsi oleh koloni lebah itu sendiri. Atau ada binatang (bahkan jenis lebah) lain yang mencuri atau merampok madu dari koloni lebah tersebut.
Jika satu sarang lebah diobrak-abrik oleh hewan pencuri madu, biasanya koloni lebah ini bermigrasi, membuat sarang di tempat lain. Migrasi yang dilakukan saat sarang dihancurkan, didahului oleh tim lebah pekerja, pencari dan pembuat sarang. Jika satu lokasi bakal sarang telah ditemukan, lebah pekerja pembuat sarang memulai proses pekerjaannya. Sementara lebah lain menjemput seluruh koloni dan menjadi penunjuk jalan. Sang ratu lebah segera menempati ruang privasinya, dan aktivitas lainnya pun dilakukan seperti biasa, sesuai tugas yang telah berlaku sebelumnya.
Migrasi juga bisa terjadi saat terjadi kepadatan jumlah penduduk koloni lebah. Saat terjadi kepadatan, segera sang ratu lebah meng-kader beberapa calon ratu lebah. Dengan serangkaian uji "fit and proper test", akan didapan calon ratu unggulan. Calon ratu yang gagal bisa menjadi lebah pekerja atau tewas. Saat telah calon ratu unggulan telah hadir, sang ratu memimpin proses migrasi.
Ketika jenis pohon kayu telah hadir di bumi, beberapa jenis lebah memanfaatkan sebagai tempat untuk membuat sarang.
Ras manusia memiliki kecerdasan. Ketika Ras manusia telah hadir di bumi, banyak hewan-hewan liar yang didomestikasi, tidak terkecuali lebah. Hampir di semua pusat peradaban kuno, menganggap madu sebagai barang berharga.
Pada perkembangan yang lebih modern, teknik beternak lebah pun makin diperkaya. Seiring dengan makin banyaknya penelitian dan proses transfer pengetahuan mengenai jenis-jenis lebah, perilaku, sumber makanan lebah dan khasiatnya dalam bentuk madu, pollen, royal jelly ataupun propolis.
Madu Sebagai Bahan Makanan dan Sebagai Perumpamaan
Al Baqarah (2) ayat 57 :
Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna"[*] dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
* Manna ialah: makanan manis sebagai olahan dari madu.
Manna dalam ayat di atas adalah makanan yang mampu menahan rasa lapar dalam jangka panjang. Manna ibarat gula batu dalam dalam seduhan teh tubruk. Proses melepasnya zat gula untuk diserap tubuh dalam darah, berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Sehingga kebutuhan zat gula dalam darah tetap dapat terpenuhi selama manna masih belum habis terserap dalam lambung dan usus.
Sejak jaman peradaban kuno, telah banyak jenis makanan dari bahan olahan madu. Semakin modern, jenis olahan pun makin beraneka ragam. Jika pada Al Baqarah (2) ayat 57, memisahkan antara manna (olahan madu) dan salwa (diolah dari burung kecil sejenis puyuh), maka pada masa-masa sekarang sering kita temui jenis olahan unggas panggang yang diolesi madu. Bahkan telah ada sate ayam oles madu. Tak perlu saya sebutkan jenis-jenis kuliner lain berbahan madu.Apalagi jenis kuliner berbahan madu yang belum pernah saya temui atau belum saya ketahui.
Jauh sebelum Al Quran diturunkan, "madu" telah menjadi perumpaan bagi para sastrawan atau pujangga. Bahkan di era modern ini pun banyak kita jumpai madu dalam deretan kata-kata puitis bahkan romantis. Dalam bahasa Inggris, "honey" menjadi panggilan untuk orang yang dikasihi atau disayangi.
Muhammad (47) ayat 15:
(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
Semoga bermanfaat. Terima kasih.
=====
(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
"Madu" Dalam Al Quran
Pasti sudah banyak di internet yang menulis tentang madu. Tanpa bermaksud ikut-ikutan, saya memang ingin lebih mendukung apapun yang telah ditulis mengenai madu.
Saking istimewanya madu, sampai-sampai Al Quran secara khusus menyebut nama salah satu surat dengan nama An Nahl (Lebah). Karena di dalamnya terkandung ayat yang menyebutkan madu yang berasal dari hasil kelola lebah.
An Nahl (16) ayat 68-69:
68. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",
69. kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Sarang Lebah Madu
Pada An Nahl (16) ayat 68, kita dapat mebagi 3 kategori lebah berdasarkan sarang. Sarang di bukit-bukit, merupakan lebah tanah atau batu. Sarang di pohon-pohon kayu, adalah lebah kayu. Sarang yang dibikin manusia, adalah lebah gembala.
Konon, di masa purba (bahkan jauh sebelum hadir manusia) lebah telah hadir dan berkembang biak di seluruh hamparan bumi. Bahkan lebah telah menjadi penghuni bumi, jauh sebelum adanya pohon-pohon kayu. Lebah purba membuat sarang di tanah atau di dalam batu di daerah perbukitan. Tentu saja ini merupakan naluri bertahan hidup.
Sebelum hadirnya manusia, madu lebah hanya dikonsumsi oleh koloni lebah itu sendiri. Atau ada binatang (bahkan jenis lebah) lain yang mencuri atau merampok madu dari koloni lebah tersebut.
Jika satu sarang lebah diobrak-abrik oleh hewan pencuri madu, biasanya koloni lebah ini bermigrasi, membuat sarang di tempat lain. Migrasi yang dilakukan saat sarang dihancurkan, didahului oleh tim lebah pekerja, pencari dan pembuat sarang. Jika satu lokasi bakal sarang telah ditemukan, lebah pekerja pembuat sarang memulai proses pekerjaannya. Sementara lebah lain menjemput seluruh koloni dan menjadi penunjuk jalan. Sang ratu lebah segera menempati ruang privasinya, dan aktivitas lainnya pun dilakukan seperti biasa, sesuai tugas yang telah berlaku sebelumnya.
Migrasi juga bisa terjadi saat terjadi kepadatan jumlah penduduk koloni lebah. Saat terjadi kepadatan, segera sang ratu lebah meng-kader beberapa calon ratu lebah. Dengan serangkaian uji "fit and proper test", akan didapan calon ratu unggulan. Calon ratu yang gagal bisa menjadi lebah pekerja atau tewas. Saat telah calon ratu unggulan telah hadir, sang ratu memimpin proses migrasi.
Ketika jenis pohon kayu telah hadir di bumi, beberapa jenis lebah memanfaatkan sebagai tempat untuk membuat sarang.
Ras manusia memiliki kecerdasan. Ketika Ras manusia telah hadir di bumi, banyak hewan-hewan liar yang didomestikasi, tidak terkecuali lebah. Hampir di semua pusat peradaban kuno, menganggap madu sebagai barang berharga.
Pada perkembangan yang lebih modern, teknik beternak lebah pun makin diperkaya. Seiring dengan makin banyaknya penelitian dan proses transfer pengetahuan mengenai jenis-jenis lebah, perilaku, sumber makanan lebah dan khasiatnya dalam bentuk madu, pollen, royal jelly ataupun propolis.
Madu Sebagai Bahan Makanan dan Sebagai Perumpamaan
Al Baqarah (2) ayat 57 :
Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna"[*] dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
* Manna ialah: makanan manis sebagai olahan dari madu.
Manna dalam ayat di atas adalah makanan yang mampu menahan rasa lapar dalam jangka panjang. Manna ibarat gula batu dalam dalam seduhan teh tubruk. Proses melepasnya zat gula untuk diserap tubuh dalam darah, berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Sehingga kebutuhan zat gula dalam darah tetap dapat terpenuhi selama manna masih belum habis terserap dalam lambung dan usus.
Sejak jaman peradaban kuno, telah banyak jenis makanan dari bahan olahan madu. Semakin modern, jenis olahan pun makin beraneka ragam. Jika pada Al Baqarah (2) ayat 57, memisahkan antara manna (olahan madu) dan salwa (diolah dari burung kecil sejenis puyuh), maka pada masa-masa sekarang sering kita temui jenis olahan unggas panggang yang diolesi madu. Bahkan telah ada sate ayam oles madu. Tak perlu saya sebutkan jenis-jenis kuliner lain berbahan madu.Apalagi jenis kuliner berbahan madu yang belum pernah saya temui atau belum saya ketahui.
Jauh sebelum Al Quran diturunkan, "madu" telah menjadi perumpaan bagi para sastrawan atau pujangga. Bahkan di era modern ini pun banyak kita jumpai madu dalam deretan kata-kata puitis bahkan romantis. Dalam bahasa Inggris, "honey" menjadi panggilan untuk orang yang dikasihi atau disayangi.
Muhammad (47) ayat 15:
(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
Semoga bermanfaat. Terima kasih.
=====
Tidak ada komentar:
Iklan dan Promosi terselubung masih boleh, asal cantumkan komentar yang sesuai tema.
Iklan/promosi yang berlebihan dan komentar yang tidak sesuai tema, akan dihapus.
Komentar spam akan dihapus juga.