Copas harus se-izin pemilik konten |
Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon | 1 | Tag Facebook
Pada hari itu (22 Nov), hampir jam 12 malam (jadi hampir berganti tanggal). Saya mendapat TAG dari seorang seorang sahabat di facebook. Tag facebook, memungkin saya melihat share/status "teman" facebook di wall/timeline saya sendiri.
---
Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon | 1
Beberapa pekan lalu, saya sedang malas membuka facebook. Tapi, entah mendapat dorongan dari mana, pada hari itu hati saya tergerak untuk membuka facebook. Ya, mungkin sekedar melihat-lihat perkembangan.
Status-status teman di facebook, kadang lebih up date dari berita-berita. Jadi, tanpa membaca berita pun, saya tahu perkembangan. Justru biasanya, saya cari tahu lagi kelengkapan beritanya di google setelah membaca status-status mereka.
Facebook memungkinkan kita menambah teman dari grup, page, teman dari teman atau dari mana saja. Kelemahan dari facebook, adalah sistem graph yang memaksa kita harus mau dan hanya bisa menikmati up date status dari yang sudah terhubung sebagai "teman" atau akun yang kita "follow". Berbeda dengan microblog (sekaligus media sosial) bernama Twitter, yang membolehkan kita melihat, share dan menjawab (retweet) tweet akun lain sekalipun tidak kita follow.
Bagi kita yang memiliki "teman" (dan "follow") lebih dari 1000 akun, tentu beranda/home kita sudah tidak muat lagi menampung semua up date. Mau mengunjungi wall/timeline satu demi satu? Hih, malas, kan.
Bahkan saya, setiap buka facebook selalu langsung ke URL https://www.facebook.com/dodi.nurdjaja . Jadi setelah login, langsung wall/timeline saya sendiri yang terbuka. Kemudian saya lihat bagian notifikasi, jika tak ada perubahan di wall/timeline saya.
Pada hari itu (22 Nov), hampir jam 12 malam (jadi hampir berganti tanggal). Saya mendapat TAG dari seorang sahabat di facebook. Tag facebook, memungkinkan saya melihat share/status "teman" facebook di wall/timeline saya sendiri.
Sudah lama, saya ingin menemui "teman" facebook yang satu ini, tapi belum ada kesempatan. Nah, seketika ada tag facebook yang bersifat undangan dari sahabat facebook ini. Bagaimana mungkin akan saya sia-siakan kesempatan emas ini? Apalagi diundang di acara yang memang saya minati, "Budaya Cirebon". Lalu saya berfikir, jika saya saja diundang hanya melalui tag facebook, artinya tak ada batasan undangan alias FREE. Maka sekalian saja saya share link URL notifikasi tag facebook ini ke hampir semua grup facebook Cirebon.
Saya belum menyadari kalau acara Launching Buku dan Pagelaran Hasil Latihan Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon itu justru untuk pagi hari itu. Setelah saya baca ulang, saya terkejut dan segera saya beritahukan ke istri saya tentang adanya acara Launching Buku dan Pagelaran Hasil Latihan Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon tersebut.
Karena acara ini dari pagi hingga sore, saya pikir sekalian saja saya bawa istri dan anak saya (yang masih balita). Istri saya sempat ragu. Karena berarti harus menyiapkan makan siang Altan (anak balita saya), termasuk makanan ringan, susu dan kemungkinan makan sore juga. Artinya akan terlambat juga sampai di alamat Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon tersebut.
Saya pikir tak apalah, asalkan masih sempat memotret beberapa pertunjukan dan yang penting bisa bertemu dengan sahabat facebook saya itu. Saya utarakan hal tersebut kepada istri saya.
Akhirnya kami berangkat sekitar jam 8.15 WIB, menggunakan motor bebek saya. Belum terlalu terlambat.
Saya memang tak tahu persis letak Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Tapi saya tahu ancer-ancernya, karena saya suka melewati Jalan Gerilya ini untuk ke arah daerah Drajat.
Persis di gapura/mulut Jalan Gerilya (dari Jalan Kesambi), terpasang bangku yang menghalangi jalan masuk. Duduk di bangku tersebut anak-anak berpakaian silat.
Saya berhenti dan mengatakan, "Saya dapat undangan dari ..."
Belum sempat saya katakan dari siapa, di acara apa dan alamatnya di mana, saya sudah dipersilakan memasuki Jalan Gerilyawan, dengan dibukanya sedikit bangku penghalang itu, untuk motor bebek saya bisa lewat.
Saya masuk dengan kecepatan pelan sekali. Saya menemukan alamatnya dengan mudah. Karena di halaman rumah itu sudah digelar pertunjukan Sintren. Saya parkirkan motor bebek saya di garasi luar sebuah rumah. Di garasi itu sudah terparkir sejumlah motor juga.
Sebelah kanan Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Di Seberang anak-anak yang berpakaian silat, terparkir sejumlah motor di garasi luar. Di ujung jalan sana adalah Jalan Drajat.
Istri saya ragu untuk masuk, karena merasa tidak memiliki undangan resmi. Tapi saya yakinkan untuk masuk. Demi bisa ketemu dengan teman saya. Saya pun mengisi buku tamu, lalu diberi sekotak makanan ringan dan tas berisi informasi judul buku, foto sampul, sedikit keterangan dan harganya, demikian juga istri saya meskipun tanpa mengisi buku tamu lagi. Maka sekalian saya tanya si penerima tamu itu, kepada siapa nanti berhubungan untuk pemesanan buku-buku tersebut. Untuk di acara ini, ternyata tinggal menuliskan (di kertas yang telah disediakan) judul-judul buku termasuk jumlahnya sekalian, begitulah ujar penerima tamu.
Inilah Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Rumah kediaman sekaligus tempat buka praktek Bapak drh. Bambang Irianto.
Saya carikan kursi di pojok belakang untuk istri saya dan Altan duduk serta menaruh tas. Saya sendiri segera mengeluarkan kamera digital untuk langsung memotret.
Seperti tadi telah dikatakan, saat itu tengah dipertunjukkan Sintren. Maka saya langsung memotret pertunjukkan Sintren itu. Di tengah acara, datanglah Rama Sultan Kesepuhan, dan menempati kursi di deretan depan. Setelah usai Sintren, dilanjutkan dengan pertunjukan Penyuwun Sari. Kemudian berikutnya adalah Demo Pembacaan Naskah/Mantra Aksara Carakan berbahasa Cerbonan.
Sebelah kiri Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Ujung jalan sana adalah Jalan Kesambi. Dari sanalah saya masuk, lewat sana pula saya keluar.
Karena Altan sudah tidak betah, dan minta jalan-jalan ke tempat lain, maka saya pun terpaksa harus pergi. Untunglah saya masih sempat bertemu dengan teman facebook saya dan berfoto bersama.
Sebelum pulang, saya menyempatkan diri memotret suasana di sekitar Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon.
(bersambung ke Sintren)
Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon:
1 | Undangan via Tag Dari Seorang Sahabat di Facebook
2 | Sintren
Baca juga Keuntungan Punya Banyak Teman
=====
---
Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon | 1
Undangan via Tag dari Seorang Sahabat di Facebook
Beberapa pekan lalu, saya sedang malas membuka facebook. Tapi, entah mendapat dorongan dari mana, pada hari itu hati saya tergerak untuk membuka facebook. Ya, mungkin sekedar melihat-lihat perkembangan.
Status-status teman di facebook, kadang lebih up date dari berita-berita. Jadi, tanpa membaca berita pun, saya tahu perkembangan. Justru biasanya, saya cari tahu lagi kelengkapan beritanya di google setelah membaca status-status mereka.
Facebook memungkinkan kita menambah teman dari grup, page, teman dari teman atau dari mana saja. Kelemahan dari facebook, adalah sistem graph yang memaksa kita harus mau dan hanya bisa menikmati up date status dari yang sudah terhubung sebagai "teman" atau akun yang kita "follow". Berbeda dengan microblog (sekaligus media sosial) bernama Twitter, yang membolehkan kita melihat, share dan menjawab (retweet) tweet akun lain sekalipun tidak kita follow.
Bagi kita yang memiliki "teman" (dan "follow") lebih dari 1000 akun, tentu beranda/home kita sudah tidak muat lagi menampung semua up date. Mau mengunjungi wall/timeline satu demi satu? Hih, malas, kan.
Bahkan saya, setiap buka facebook selalu langsung ke URL https://www.facebook.com/dodi.nurdjaja . Jadi setelah login, langsung wall/timeline saya sendiri yang terbuka. Kemudian saya lihat bagian notifikasi, jika tak ada perubahan di wall/timeline saya.
Pada hari itu (22 Nov), hampir jam 12 malam (jadi hampir berganti tanggal). Saya mendapat TAG dari seorang sahabat di facebook. Tag facebook, memungkinkan saya melihat share/status "teman" facebook di wall/timeline saya sendiri.
Sudah lama, saya ingin menemui "teman" facebook yang satu ini, tapi belum ada kesempatan. Nah, seketika ada tag facebook yang bersifat undangan dari sahabat facebook ini. Bagaimana mungkin akan saya sia-siakan kesempatan emas ini? Apalagi diundang di acara yang memang saya minati, "Budaya Cirebon". Lalu saya berfikir, jika saya saja diundang hanya melalui tag facebook, artinya tak ada batasan undangan alias FREE. Maka sekalian saja saya share link URL notifikasi tag facebook ini ke hampir semua grup facebook Cirebon.
Saya belum menyadari kalau acara Launching Buku dan Pagelaran Hasil Latihan Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon itu justru untuk pagi hari itu. Setelah saya baca ulang, saya terkejut dan segera saya beritahukan ke istri saya tentang adanya acara Launching Buku dan Pagelaran Hasil Latihan Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon tersebut.
Karena acara ini dari pagi hingga sore, saya pikir sekalian saja saya bawa istri dan anak saya (yang masih balita). Istri saya sempat ragu. Karena berarti harus menyiapkan makan siang Altan (anak balita saya), termasuk makanan ringan, susu dan kemungkinan makan sore juga. Artinya akan terlambat juga sampai di alamat Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon tersebut.
Saya pikir tak apalah, asalkan masih sempat memotret beberapa pertunjukan dan yang penting bisa bertemu dengan sahabat facebook saya itu. Saya utarakan hal tersebut kepada istri saya.
Akhirnya kami berangkat sekitar jam 8.15 WIB, menggunakan motor bebek saya. Belum terlalu terlambat.
Saya memang tak tahu persis letak Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Tapi saya tahu ancer-ancernya, karena saya suka melewati Jalan Gerilya ini untuk ke arah daerah Drajat.
Persis di gapura/mulut Jalan Gerilya (dari Jalan Kesambi), terpasang bangku yang menghalangi jalan masuk. Duduk di bangku tersebut anak-anak berpakaian silat.
Saya berhenti dan mengatakan, "Saya dapat undangan dari ..."
Belum sempat saya katakan dari siapa, di acara apa dan alamatnya di mana, saya sudah dipersilakan memasuki Jalan Gerilyawan, dengan dibukanya sedikit bangku penghalang itu, untuk motor bebek saya bisa lewat.
Saya masuk dengan kecepatan pelan sekali. Saya menemukan alamatnya dengan mudah. Karena di halaman rumah itu sudah digelar pertunjukan Sintren. Saya parkirkan motor bebek saya di garasi luar sebuah rumah. Di garasi itu sudah terparkir sejumlah motor juga.
Sebelah kanan Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Di Seberang anak-anak yang berpakaian silat, terparkir sejumlah motor di garasi luar. Di ujung jalan sana adalah Jalan Drajat.
Istri saya ragu untuk masuk, karena merasa tidak memiliki undangan resmi. Tapi saya yakinkan untuk masuk. Demi bisa ketemu dengan teman saya. Saya pun mengisi buku tamu, lalu diberi sekotak makanan ringan dan tas berisi informasi judul buku, foto sampul, sedikit keterangan dan harganya, demikian juga istri saya meskipun tanpa mengisi buku tamu lagi. Maka sekalian saya tanya si penerima tamu itu, kepada siapa nanti berhubungan untuk pemesanan buku-buku tersebut. Untuk di acara ini, ternyata tinggal menuliskan (di kertas yang telah disediakan) judul-judul buku termasuk jumlahnya sekalian, begitulah ujar penerima tamu.
Inilah Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Rumah kediaman sekaligus tempat buka praktek Bapak drh. Bambang Irianto.
Saya carikan kursi di pojok belakang untuk istri saya dan Altan duduk serta menaruh tas. Saya sendiri segera mengeluarkan kamera digital untuk langsung memotret.
Seperti tadi telah dikatakan, saat itu tengah dipertunjukkan Sintren. Maka saya langsung memotret pertunjukkan Sintren itu. Di tengah acara, datanglah Rama Sultan Kesepuhan, dan menempati kursi di deretan depan. Setelah usai Sintren, dilanjutkan dengan pertunjukan Penyuwun Sari. Kemudian berikutnya adalah Demo Pembacaan Naskah/Mantra Aksara Carakan berbahasa Cerbonan.
Sebelah kiri Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon. Ujung jalan sana adalah Jalan Kesambi. Dari sanalah saya masuk, lewat sana pula saya keluar.
Karena Altan sudah tidak betah, dan minta jalan-jalan ke tempat lain, maka saya pun terpaksa harus pergi. Untunglah saya masih sempat bertemu dengan teman facebook saya dan berfoto bersama.
Sebelum pulang, saya menyempatkan diri memotret suasana di sekitar Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon.
(bersambung ke Sintren)
Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon:
1 | Undangan via Tag Dari Seorang Sahabat di Facebook
2 | Sintren
Baca juga Keuntungan Punya Banyak Teman
=====
Tidak ada komentar:
Iklan dan Promosi terselubung masih boleh, asal cantumkan komentar yang sesuai tema.
Iklan/promosi yang berlebihan dan komentar yang tidak sesuai tema, akan dihapus.
Komentar spam akan dihapus juga.