Rebo Wekasan pada Bulan Safar tidak hanya dikenal di Indonesia. Di negara-negara Islam lainnya mengenal Rebo Wekasan dengan istilah di masing-masing tempat tersebut. Memang terdapat perbedaan pandangan dan perbedaan mahzab dalam menyikapi bulan Safar dan Rebo Wekasan. Banyak Ulama yang meriwayatkan dan menganjurkan melakukan ritual/ibadah. Namun tidak sedikit pula ulama yang menyatakan tidak ada riwayatnya dan menyatakan bid'ah semua ritual/ibadah berkenaan dengan bulan Safar dan Rebo Wekasan.
---
Rebo Wekasan Pada Bulan Safar
komen pada salah satu share link "Bulan Safar di Cirebon" di salah satu grup Facebook pada pergantian tahun 2013-2014
Rebo Wekasan pada Bulan Safar tidak hanya dikenal di Indonesia. Di negara-negara Islam lainnya mengenal Rebo Wekasan dengan istilah di masing-masing tempat tersebut. Memang terdapat perbedaan pandangan dan perbedaan mahzab dalam menyikapi bulan Safar dan Rebo Wekasan. Banyak Ulama yang meriwayatkan dan menganjurkan melakukan ritual/ibadah. Namun tidak sedikit pula ulama yang menyatakan tidak ada riwayatnya dan menyatakan bid'ah semua ritual/ibadah berkenaan dengan bulan Safar dan Rebo Wekasan.
Semua ini kembali kepada keyakinan masing-masing. Semua umat Islam memiliki Allah yang sama dan Nabi Muhammad yang sama. Saya prihatin dengan beberapa kasus dan komen-komen atau status Facebook yang membesar-besarkan perbedaan mahzab. Belakangan ini, tidak sedikit yang menghujat aliran Syiah di Indonesia, terlepas mereka semua benar-benar paham atau tidak.
Jika saya ditanya, saya ini Islam apa, jawaban saya paling, "Saya ini orang tradisional. Kedua orang tua saya Islam. Alhamdulillah, saya pun Islam. Saya memeluk Islam sebagai jalan hidup saya."
Kalau saya masih didesak, "Jadi, tidak memeluk Islam sebagai 'agama'?", atau bahkan dihujat sebagai penganut aliran sesat, dan bakal masuk neraka, paling saya jawab, "Alhamdulillah, saya masih diberi tempat di akhirat. Surga atau Neraka adalah Hak Prerogatif Allah dalam menempatkan, bukan atas pilihan saya."
Jika saya ditanya juga apakah saya melakukan ritual/ibadah berkenaan dengan bulan Safar dan Rebo Wekasan, saya hanya akan menjawab, "Ibadah saya adalah urusan saya dengan Allah. Karena ibadah saya adalah segala yang saya lakukan dengan niat karena Allah semata."
Insya Allah, saya tidak akan balik bertanya, "Anda sendiri Islam apa?" "Mahzab apa?" "Tarekat Apa?" "Aliran apa?" "Berdasarkan hadist mana?" "Siapa guru/ustadz/ulama/kyai anda?" "Dari kelompok pengajian mana?", dlsb.
Jika meyakini Rebo Wekasan, silakan amalkan ritual/ibadah ini tanpa memaksakan umat Islam lainnya. Jika berbeda keyakinan, silakan jadikan perbedaan ini sebagai wacana dan rahmat. Tidak ada yang perlu untuk diributkan.
Mohon maaf jika ada tulisan saya yang menyinggung.
=====
---
Rebo Wekasan Pada Bulan Safar
Rebo Wekasan pada Bulan Safar tidak hanya dikenal di Indonesia. Di negara-negara Islam lainnya mengenal Rebo Wekasan dengan istilah di masing-masing tempat tersebut. Memang terdapat perbedaan pandangan dan perbedaan mahzab dalam menyikapi bulan Safar dan Rebo Wekasan. Banyak Ulama yang meriwayatkan dan menganjurkan melakukan ritual/ibadah. Namun tidak sedikit pula ulama yang menyatakan tidak ada riwayatnya dan menyatakan bid'ah semua ritual/ibadah berkenaan dengan bulan Safar dan Rebo Wekasan.
Semua ini kembali kepada keyakinan masing-masing. Semua umat Islam memiliki Allah yang sama dan Nabi Muhammad yang sama. Saya prihatin dengan beberapa kasus dan komen-komen atau status Facebook yang membesar-besarkan perbedaan mahzab. Belakangan ini, tidak sedikit yang menghujat aliran Syiah di Indonesia, terlepas mereka semua benar-benar paham atau tidak.
Jika saya ditanya, saya ini Islam apa, jawaban saya paling, "Saya ini orang tradisional. Kedua orang tua saya Islam. Alhamdulillah, saya pun Islam. Saya memeluk Islam sebagai jalan hidup saya."
Kalau saya masih didesak, "Jadi, tidak memeluk Islam sebagai 'agama'?", atau bahkan dihujat sebagai penganut aliran sesat, dan bakal masuk neraka, paling saya jawab, "Alhamdulillah, saya masih diberi tempat di akhirat. Surga atau Neraka adalah Hak Prerogatif Allah dalam menempatkan, bukan atas pilihan saya."
Jika saya ditanya juga apakah saya melakukan ritual/ibadah berkenaan dengan bulan Safar dan Rebo Wekasan, saya hanya akan menjawab, "Ibadah saya adalah urusan saya dengan Allah. Karena ibadah saya adalah segala yang saya lakukan dengan niat karena Allah semata."
Insya Allah, saya tidak akan balik bertanya, "Anda sendiri Islam apa?" "Mahzab apa?" "Tarekat Apa?" "Aliran apa?" "Berdasarkan hadist mana?" "Siapa guru/ustadz/ulama/kyai anda?" "Dari kelompok pengajian mana?", dlsb.
Jika meyakini Rebo Wekasan, silakan amalkan ritual/ibadah ini tanpa memaksakan umat Islam lainnya. Jika berbeda keyakinan, silakan jadikan perbedaan ini sebagai wacana dan rahmat. Tidak ada yang perlu untuk diributkan.
Mohon maaf jika ada tulisan saya yang menyinggung.
=====
Tidak ada komentar:
Iklan dan Promosi terselubung masih boleh, asal cantumkan komentar yang sesuai tema.
Iklan/promosi yang berlebihan dan komentar yang tidak sesuai tema, akan dihapus.
Komentar spam akan dihapus juga.