Special Thanks to Pak Marah Uli Harahap, guru SMAN 52 Jakarta yang mengajarkan Geografi dan Antariksa. Secara kebetulan, saya memiliki kedekatan dengan beliau, karena beliau juga Pembina saya pada ekstra kurikuler Kelompok Ilmiah Remaja, sekaligus menjadi Wali Kelas saya saat di kelas 3.A2-2. Semoga mendapat berkah karena ilmunya masih bermanfaat (minimal bagi saya) dan akan terus tertular kepada yang lain.
Sebagai penduduk bumi, kita melihat gerak semu matahari dari terbit hingga terbenam, dan terus berulang, hari demi hari (hingga tanda-tanda kiamat). Gerak semu matahari ini, membuat tempat terbit matahari tidaklah selalu dari satu titik. Efek yang paling terasa adalah bagi penduduk bumi yang tinggal di daerah sub-tropis, mengalami 4 musim (semi - panas - gugur - dingin). Bu Lulu Mamluah, guru Sosial (termasuk Geografi) saat saya masih di SMPN 1 Cirebon, mengajarkan jembatan keledai "Mie Panas - Bubur Dingin", semoga mendapat berkah juga karena ilmunya masih bermanfaat dan akan terus tertular kepada yang lain.
---
Pada tulisan Seloka [Mistik Al Qur'an] Bagian 3 | Matematika Kalender, kita telah membentang 309 tahun sebagai persamaan matematis antara Tahun Candra (Komariyah / Bulan) dengan Tahun Surya (Syamsiyah / Matahari). Terkait dengan itu, pada tulisan Matematika Kalender kita membentang perbandingan 1 hari : 1000 tahun sebagai konstanta kecepatan cahaya. Tulisan kali ini, kita akan membentang beberapa ayat mengenai "tempat terbit matahari" sebagai dasar perhitungan triangulasi dalam astronomi (ilmu falak).
Apa hubungannya matahari dengan perhitungan triangulasi?
Special Thanks to Pak Marah Uli Harahap, guru SMAN 52 Jakarta yang mengajarkan Geografi dan Antariksa. Secara kebetulan, saya memiliki kedekatan dengan beliau, karena beliau juga Pembina saya pada ekstra kurikuler Kelompok Ilmiah Remaja, sekaligus menjadi Wali Kelas saya saat di kelas 3.A2-2. Semoga mendapat berkah karena ilmunya masih bermanfaat (minimal bagi saya) dan akan terus tertular kepada yang lain.
Sebagai penduduk bumi, kita melihat gerak semu matahari dari terbit hingga terbenam, dan terus berulang, hari demi hari (hingga tanda-tanda kiamat). Gerak semu matahari ini, membuat tempat terbit matahari tidaklah selalu dari satu titik. Efek yang paling terasa adalah bagi penduduk bumi yang tinggal di daerah sub-tropis, mengalami 4 musim (semi - panas - gugur - dingin). Bu Lulu Mamluah, guru Sosial (termasuk Geografi) saat saya masih di SMPN 1 Cirebon, mengajarkan jembatan keledai "Mie Panas - Bubur Dingin", semoga mendapat berkah juga karena ilmunya masih bermanfaat dan akan terus tertular kepada yang lain.
Ar Rahmaan (55) ayat 17:
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya
Ash Shaaffaat (37) ayat 5:
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari
Pergeseran semu matahari ini, membuat satu wilayah bisa mengalami kulminasi atas (zenith) matahari sempurna bahkan bisa dua kali dalam setahun. Saat matahari pada posisi kulminasi atas sempurna, posisi bayangan tepat berada di bawah. Artinya, jika kita tancapkan tongkat dengan posisi tegak lurus sempurna, maka bayangan dari sinar matahari menjadi hilang.
Artinya ada dua jenis gerak semu matahari. Gerak semu dari matahari terbit hingga matahari terbenam, kita namakan gerak semu harian matahari. Pergeseran semu matahari mendekat ke utara kemudian matahari mendekat ke selatan, kita namakan gerak semu tahunan matahari.
Tepat tanggal 21 Maret serta 23 September, matahari ada di khatulistiwa. Kota Pontianak biasanya mendapat kulminasi atas matahari sempurna pada setiap tanggal 21 Maret.
Gerak semu matahari tersebut membuat matahari seperti singgah di tempat-tempat antara 23,5 derajat Lintang Utara hingga 23,5 derajat Lintang Selatan. Singgahnya matahari di sebuah tempat ini yang menyebabkan fenomena hari tanpa bayangan matahari.
Pengetahuan tentang gerak semu matahari dan benda-benda langit lainnya, tentu saja merupakan makanan pokok bagi para pelaut atau pengembara yang masih mengandalkan perhitungan navigasi (laut maupun darat).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJRqEQi2E_oo8q2TZRzsx-Tjp8at-1DyJiFyDqgnSLeGMEc3xKmG2mWCHWFfSrUVTQST9-AGDDlAxzYq61873E84z6kdMlD7Sh6FTSJ08qLYTk-qVuFFg9ATI6VMPhuMSBye407Zm-8SZv/s400/masjid_rasdul.jpg dari mutoha.blogspot
Keuntungan bagi para umat muslim adalah saat matahari singgah (zenith) tepat di atas kota Mekah. Ini adalah saat yang tepat untuk mengoreksi arah kiblat. Kota Mekah mendapat dua kali kulminasi atas (zenith) matahari sempurna. Zenith matahari pertama, terjadi pada setiap tanggal 26-30 MEI jam 12:14 - 12.21 waktu Mekah atau 16:14 - 16.21 WIB. Sedangkan zenith matahari kedua terjadi setiap tanggal 15-16 JULI jam 12:23 - 12.31 waktu Mekah atau 16:23 - 16.31 WIB. Adanya pergeseran hari menit karena pergeseran posisi relatif bumi terhadap matahari (ingat sistem kalender Gregorian). Untuk lebih pastinya, sebaiknya mendapat konfirmasi (atau tunggu berita resmi) dulu dari para ahli ilmu falak (Astronom) berdasarkan hisab maupun rukyat.
Al Baqarah (2) ayat 150:
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya,
Dari "Tempat-tempat Terbit Matahari", kita mendapatkan adanya gerak semu matahari. Dari gerak semu matahari, kita tahu adanya wilayah yang mendapat posisi zenith matahari sempurna. Dari posisi zenith matahari sempurna, akan didapat perhitungan-perhitungan triangulasi.
Bersambung ke Triangulasi 2
Lanjut ke Seloka Bagian 5
===
Sebagai penduduk bumi, kita melihat gerak semu matahari dari terbit hingga terbenam, dan terus berulang, hari demi hari (hingga tanda-tanda kiamat). Gerak semu matahari ini, membuat tempat terbit matahari tidaklah selalu dari satu titik. Efek yang paling terasa adalah bagi penduduk bumi yang tinggal di daerah sub-tropis, mengalami 4 musim (semi - panas - gugur - dingin). Bu Lulu Mamluah, guru Sosial (termasuk Geografi) saat saya masih di SMPN 1 Cirebon, mengajarkan jembatan keledai "Mie Panas - Bubur Dingin", semoga mendapat berkah juga karena ilmunya masih bermanfaat dan akan terus tertular kepada yang lain.
---
Matahari
Tempat-tempat Terbit Matahari
Pada tulisan Seloka [Mistik Al Qur'an] Bagian 3 | Matematika Kalender, kita telah membentang 309 tahun sebagai persamaan matematis antara Tahun Candra (Komariyah / Bulan) dengan Tahun Surya (Syamsiyah / Matahari). Terkait dengan itu, pada tulisan Matematika Kalender kita membentang perbandingan 1 hari : 1000 tahun sebagai konstanta kecepatan cahaya. Tulisan kali ini, kita akan membentang beberapa ayat mengenai "tempat terbit matahari" sebagai dasar perhitungan triangulasi dalam astronomi (ilmu falak).
Apa hubungannya matahari dengan perhitungan triangulasi?
Special Thanks to Pak Marah Uli Harahap, guru SMAN 52 Jakarta yang mengajarkan Geografi dan Antariksa. Secara kebetulan, saya memiliki kedekatan dengan beliau, karena beliau juga Pembina saya pada ekstra kurikuler Kelompok Ilmiah Remaja, sekaligus menjadi Wali Kelas saya saat di kelas 3.A2-2. Semoga mendapat berkah karena ilmunya masih bermanfaat (minimal bagi saya) dan akan terus tertular kepada yang lain.
Sebagai penduduk bumi, kita melihat gerak semu matahari dari terbit hingga terbenam, dan terus berulang, hari demi hari (hingga tanda-tanda kiamat). Gerak semu matahari ini, membuat tempat terbit matahari tidaklah selalu dari satu titik. Efek yang paling terasa adalah bagi penduduk bumi yang tinggal di daerah sub-tropis, mengalami 4 musim (semi - panas - gugur - dingin). Bu Lulu Mamluah, guru Sosial (termasuk Geografi) saat saya masih di SMPN 1 Cirebon, mengajarkan jembatan keledai "Mie Panas - Bubur Dingin", semoga mendapat berkah juga karena ilmunya masih bermanfaat dan akan terus tertular kepada yang lain.
Ar Rahmaan (55) ayat 17:
Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya
Ash Shaaffaat (37) ayat 5:
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari
Pergeseran semu matahari ini, membuat satu wilayah bisa mengalami kulminasi atas (zenith) matahari sempurna bahkan bisa dua kali dalam setahun. Saat matahari pada posisi kulminasi atas sempurna, posisi bayangan tepat berada di bawah. Artinya, jika kita tancapkan tongkat dengan posisi tegak lurus sempurna, maka bayangan dari sinar matahari menjadi hilang.
Artinya ada dua jenis gerak semu matahari. Gerak semu dari matahari terbit hingga matahari terbenam, kita namakan gerak semu harian matahari. Pergeseran semu matahari mendekat ke utara kemudian matahari mendekat ke selatan, kita namakan gerak semu tahunan matahari.
Tepat tanggal 21 Maret serta 23 September, matahari ada di khatulistiwa. Kota Pontianak biasanya mendapat kulminasi atas matahari sempurna pada setiap tanggal 21 Maret.
Gerak semu matahari tersebut membuat matahari seperti singgah di tempat-tempat antara 23,5 derajat Lintang Utara hingga 23,5 derajat Lintang Selatan. Singgahnya matahari di sebuah tempat ini yang menyebabkan fenomena hari tanpa bayangan matahari.
Pengetahuan tentang gerak semu matahari dan benda-benda langit lainnya, tentu saja merupakan makanan pokok bagi para pelaut atau pengembara yang masih mengandalkan perhitungan navigasi (laut maupun darat).
Keuntungan bagi para umat muslim adalah saat matahari singgah (zenith) tepat di atas kota Mekah. Ini adalah saat yang tepat untuk mengoreksi arah kiblat. Kota Mekah mendapat dua kali kulminasi atas (zenith) matahari sempurna. Zenith matahari pertama, terjadi pada setiap tanggal 26-30 MEI jam 12:14 - 12.21 waktu Mekah atau 16:14 - 16.21 WIB. Sedangkan zenith matahari kedua terjadi setiap tanggal 15-16 JULI jam 12:23 - 12.31 waktu Mekah atau 16:23 - 16.31 WIB. Adanya pergeseran hari menit karena pergeseran posisi relatif bumi terhadap matahari (ingat sistem kalender Gregorian). Untuk lebih pastinya, sebaiknya mendapat konfirmasi (atau tunggu berita resmi) dulu dari para ahli ilmu falak (Astronom) berdasarkan hisab maupun rukyat.
Al Baqarah (2) ayat 150:
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya,
Dari "Tempat-tempat Terbit Matahari", kita mendapatkan adanya gerak semu matahari. Dari gerak semu matahari, kita tahu adanya wilayah yang mendapat posisi zenith matahari sempurna. Dari posisi zenith matahari sempurna, akan didapat perhitungan-perhitungan triangulasi.
Bersambung ke Triangulasi 2
Lanjut ke Seloka Bagian 5
===
Al Israa' (17) ayat 78:
BalasHapusTuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya
Ash Shaaffaat (37) ayat 5:
Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari
-------------
Al Israa' (17) ayat 78 <<<< salah bro... yg benar itu, Surah Ar-Rahman 55:17..:))
Astaghfirullah... mohon maaf kepada segenap pembaca, tak ada niat saya untuk menyesatkan.
HapusSyukran katsiran atas koreksinya, David Tan.
Barakallah, semoga Allah senantiasa memelihara Al Quran dari kesalahan oleh individu-individu, yang disengaja maupun tidak disengaja. Amin.
Segera saya ralat tulisan "Al Israa' (17) ayat 78:" menjadi "Ar-Rahman (55) ayat 17:"